Ardhito Pramono - Ordinary Day
Lagu “Ordinary Day” yang dirilis oleh Ardhito Pramono pada 12 September 2025 merupakan sebuah karya yang menyentuh sisi emosional pendengarnya melalui lirik yang jujur dan aransemen musik yang lembut. Lagu ini menggambarkan perjalanan batin seseorang yang tengah menghadapi perpisahan dengan sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. Dalam keseharian yang dulu terasa istimewa karena kehadiran orang tersebut, kini semuanya berubah menjadi biasa, bahkan kosong.
Ardhito membuka lagu dengan serangkaian pertanyaan yang menggambarkan kebingungan dan kerinduan. Ia bertanya-tanya bagaimana rasanya bisa kembali bersama, dan menyadari bahwa meski secara fisik telah terpisah, kenangan akan sosok tersebut masih hadir di mana-mana. Perjalanan emosional ini digambarkan sebagai “the longest journey never end,” sebuah metafora tentang kerinduan yang tak kunjung selesai.
Lirik-lirik seperti “Who’s gonna stay in ordinary day and wipe my tears away” menunjukkan bahwa tokoh dalam lagu ini tidak hanya merindukan kehadiran fisik, tetapi juga kehangatan dan kenyamanan yang dulu ia rasakan. Hari-hari biasa yang dulu penuh makna kini menjadi sunyi, dan ia bertanya-tanya siapa yang akan hadir untuk menghapus air matanya di tengah kesepian.
Makna mendalam dari lagu ini terletak pada usaha untuk memahami dan menerima kenyataan bahwa tidak semua hal bisa kembali seperti semula. Ada pengakuan bahwa dunia telah berubah, bahwa kekacauan dan jarak telah menjadi bagian dari hidup, namun tetap ada harapan agar pesan hati bisa tersampaikan. Ardhito menyampaikan bahwa meski ia mulai memahami keadaan, ia masih belum cukup belajar untuk benar-benar mengerti dan menerima semuanya.
Lagu ini bukan hanya tentang kehilangan, tetapi juga tentang proses penyembuhan. Ada harapan bahwa suatu hari nanti akan ada seseorang yang datang dan mengisi kekosongan itu, meski cahaya belum terlihat. Dalam bait terakhir, Ardhito menyampaikan bahwa ia mulai mengerti, namun tetap merasa belum cukup untuk menghapus rasa hampa yang menyelimuti hari-harinya.
“Ordinary Day” menjadi refleksi universal tentang bagaimana manusia menghadapi perpisahan, kerinduan, dan pencarian makna dalam keseharian. Lagu ini menyentuh karena ia tidak menawarkan solusi instan, melainkan mengajak pendengar untuk merasakan dan memahami kompleksitas emosi yang muncul setelah kehilangan. Dengan suara khas Ardhito dan lirik yang puitis, lagu ini menjadi teman yang tepat bagi siapa saja yang tengah berjuang memahami sunyi dalam hari-hari yang biasa.


Komentar
Posting Komentar