Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu
“Hingga Ujung Waktu” karya Sheila on 7 adalah sebuah lagu yang menyuarakan harapan, ketulusan, dan kerentanan dalam cinta, sekaligus menjadi refleksi tentang bagaimana seseorang memaknai hubungan yang tumbuh dari masa-masa sulit. Dirilis sebagai bagian dari album 07 Des yang mendapat penghargaan Album Terbaik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia tahun 2002, lagu ini menjadi salah satu karya paling menyentuh dari Sheila on 7, yang dikenal karena kemampuannya merangkai lirik-lirik puitis dan jujur tentang kehidupan dan perasaan.
Lagu ini menggambarkan seorang laki-laki yang merasa beruntung telah menemukan kekasih di saat dirinya sedang berjuang. Ia tidak sedang berada di puncak keberhasilan, melainkan dalam fase hidup yang penuh tantangan. Kehadiran sang kekasih menjadi cahaya yang menuntunnya keluar dari kesuraman, menjadi teman yang tidak hanya hadir dalam tawa, tetapi juga dalam tangis dan kelelahan. Dalam liriknya, tersirat bahwa sang laki-laki tidak ingin menyembunyikan kelemahannya. Ia ingin dicintai apa adanya, termasuk ketika ia sedang rapuh dan tidak mampu menjadi sosok yang kuat.
Makna mendalam dari lagu ini terletak pada harapan akan cinta yang bertahan dan tumbuh bersama waktu. Sang narator tidak hanya membayangkan hubungan yang indah, tetapi juga hubungan yang realistis, yang akan diuji oleh berbagai keadaan. Ia berharap bahwa kelak, ketika mereka menikah, pasangannya akan tetap memahami dan menerima dirinya, bahkan ketika ia tidak mampu menyembunyikan air mata. Lagu ini menjadi semacam doa agar cinta mereka tidak hanya bertahan dalam masa muda yang penuh semangat, tetapi juga dalam masa tua yang penuh kerentanan.
“Hingga Ujung Waktu” juga menyampaikan bahwa cinta sejati bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang kesediaan untuk saling memahami dan mendampingi. Sang narator tidak menjanjikan kehidupan yang selalu bahagia, tetapi ia menjanjikan kehadiran dan ketulusan. Ia ingin berjalan bersama pasangannya hingga akhir waktu, bukan karena mereka tidak pernah bertengkar, tetapi karena mereka memilih untuk tetap bersama meski telah melihat sisi paling lemah dari satu sama lain. Lagu ini mengangkat nilai-nilai kesetiaan, kejujuran, dan keberanian untuk mencintai secara utuh.
Secara musikal, lagu ini dibalut dengan aransemen yang lembut dan melankolis, memperkuat suasana reflektif yang dibangun oleh liriknya. Vokal Duta yang khas dan penuh emosi membawa pendengar masuk ke dalam ruang batin sang narator, merasakan setiap harapan dan ketakutan yang ia rasakan. Lagu ini tidak berusaha menjadi megah, melainkan memilih untuk menjadi jujur dan intim. Ia mengajak pendengar untuk merenung, untuk mengingat, dan untuk merasakan bahwa cinta yang tulus adalah sesuatu yang sangat berharga.
Dalam konteks yang lebih luas, “Hingga Ujung Waktu” menjadi lagu yang relevan bagi siapa pun yang sedang menjalani hubungan, terutama mereka yang telah melewati berbagai ujian bersama. Lagu ini menjadi pengingat bahwa cinta bukan hanya tentang momen-momen indah, tetapi juga tentang keberanian untuk tetap hadir ketika segalanya terasa berat. Ia mengajarkan bahwa cinta yang tumbuh dari kesulitan memiliki akar yang lebih dalam, dan bahwa hubungan yang dibangun dengan kejujuran akan lebih kuat menghadapi waktu.
Sheila on 7, melalui lagu ini, menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyampaikan perasaan yang paling dalam dan paling manusiawi. “Hingga Ujung Waktu” bukan hanya lagu tentang cinta, tetapi juga tentang harapan akan masa depan yang dijalani bersama, tentang penerimaan terhadap kelemahan, dan tentang komitmen untuk tetap berjalan beriringan meski dunia berubah. Lagu ini menjadi pelukan dalam bentuk suara, menjadi doa yang dinyanyikan dengan penuh harap, dan menjadi pengingat bahwa cinta sejati adalah ketika dua orang memilih untuk tetap bersama, hingga ujung waktu.


Komentar
Posting Komentar