SAGA - Even IF It's Not a Movie


“Even if It’s Not a Movie” karya SAGA adalah sebuah lagu yang menyuarakan kesedihan, kerentanan, dan kenyataan pahit dalam hubungan yang tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dirilis pada tahun 2020, lagu ini berasal dari ranah musik indie Korea dan menampilkan nuansa rock yang melankolis, dengan lirik yang jujur dan emosional. Meskipun tidak sepopuler lagu-lagu arus utama, karya ini berhasil menyentuh hati banyak pendengar karena kejujuran dan kedalaman emosinya.

Lagu ini menggambarkan sebuah hubungan yang telah berakhir, namun masih menyisakan jejak yang sulit dihapus. Sang narator menyadari bahwa kisah cintanya tidak seindah film, tidak memiliki akhir bahagia, dan tidak diiringi musik latar yang dramatis. Ia mengakui bahwa hidup tidak selalu mengikuti skenario romantis yang sering digambarkan dalam layar lebar. Dalam kenyataan, perpisahan bisa terjadi tanpa alasan yang jelas, tanpa kata-kata penutup, dan tanpa pelukan terakhir. Lagu ini menjadi semacam pengakuan bahwa cinta tidak selalu berakhir dengan pelukan di bawah hujan, tetapi kadang hanya dengan diam dan jarak yang semakin menjauh.

Makna mendalam dari lagu ini terletak pada kesadaran bahwa kehidupan nyata jauh lebih kompleks dan tidak terprediksi dibandingkan narasi film. Sang narator tidak mencoba menyalahkan siapa pun, tetapi lebih kepada menerima bahwa hubungan itu telah gagal, dan bahwa ia harus belajar untuk hidup dengan luka yang ditinggalkan. Ia tidak meminta untuk kembali, tetapi juga belum sepenuhnya siap untuk melupakan. Lagu ini menjadi ruang bagi pendengar untuk merasakan bahwa tidak apa-apa jika hidup tidak berjalan sesuai harapan, dan bahwa kesedihan adalah bagian dari proses menjadi dewasa.

Dalam video musiknya, digambarkan hubungan antara dua perempuan yang awalnya penuh kehangatan dan kebersamaan, namun perlahan-lahan retak dan berakhir. Visual ini memperkuat pesan bahwa cinta bisa hadir dalam berbagai bentuk, dan bahwa kehilangan bisa terjadi dalam hubungan apa pun. Meskipun kisah mereka berakhir, ada harapan yang tetap tersisa, bahwa masing-masing akan menemukan jalan mereka sendiri. Ending yang tidak sepenuhnya gelap menunjukkan bahwa meski luka itu nyata, masa depan tetap terbuka.

Secara musikal, “Even if It’s Not a Movie” dibalut dengan aransemen yang atmosferik dan penuh nuansa. Gitar yang bergema, vokal yang lembut namun penuh emosi, serta ritme yang perlahan membangun suasana reflektif. Lagu ini tidak berusaha menjadi megah, tetapi justru memilih untuk menjadi jujur dan intim. Pendengar diajak untuk masuk ke dalam ruang batin sang narator, merasakan setiap denyut kerinduan, penyesalan, dan harapan yang tersisa.

SAGA, sebagai musisi indie, menunjukkan bahwa kekuatan musik tidak selalu terletak pada popularitas atau produksi besar, tetapi pada kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang otentik. Lagu ini menjadi bukti bahwa musik bisa menjadi medium untuk menyembuhkan, untuk memahami, dan untuk menerima kenyataan yang tidak selalu indah. “Even if It’s Not a Movie” bukan hanya lagu tentang cinta yang gagal, tetapi juga tentang keberanian untuk menghadapi hidup apa adanya, tanpa ilusi, dan tanpa skenario yang sempurna.

Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh narasi romantis yang ideal, lagu ini hadir sebagai pengingat bahwa tidak semua kisah cinta berakhir dengan bahagia, dan bahwa itu tidak membuatnya kurang berarti. Justru dalam ketidaksempurnaan itulah, kita belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain, dan tentang bagaimana mencintai dengan lebih bijak. Lagu ini mengajak pendengar untuk tidak menutup diri dari kesedihan, tetapi untuk menjadikannya sebagai bagian dari perjalanan yang membentuk siapa kita.

Komentar

Postingan Populer