Muraqabah di Tengah Gangguan: Menemukan Allah dalam Keramaian Makhluk



Dalam kehidupan seorang pencari Tuhan, ada kecenderungan untuk menunggu waktu yang ideal, suasana yang tenang, dan kondisi yang sempurna sebelum memulai perjalanan batin. Ia berharap gangguan dari makhluk mereda, urusan dunia selesai, dan hati lapang tanpa beban, barulah ia merasa siap untuk bermuraqabah—mawas diri dan menyadari kehadiran Allah dalam setiap detik kehidupan. Namun, hikmah dari para arifin mengingatkan bahwa menunggu hilangnya gangguan makhluk justru bisa menjadi penghalang terbesar dalam muraqabah. Karena Allah menempatkanmu di tengah gangguan itu, bukan untuk menjauhkanmu dari-Nya, tetapi untuk mengajarkan bahwa Dia bisa ditemukan di sana.

Gangguan makhluk bukanlah hal yang harus dihindari sepenuhnya. Ia adalah bagian dari takdir, bagian dari ujian, dan bagian dari pendidikan ruhani. Ketika seorang hamba menunggu gangguan itu selesai, ia sebenarnya sedang menunda perjumpaan dengan Tuhan. Ia sedang menunda kesadaran, menunda keikhlasan, dan menunda penyerahan diri. Padahal, Allah tidak menunggu. Allah hadir di tengah keramaian, di tengah kesibukan, di tengah hiruk-pikuk dunia. Ia menempatkan hamba-Nya di sana agar ia belajar menemukan ketenangan di tengah kegaduhan, cahaya di tengah kegelapan, dan kehadiran-Nya di tengah gangguan makhluk.

Muraqabah bukanlah aktivitas yang memerlukan kesunyian mutlak. Ia adalah keadaan batin yang bisa hadir kapan saja, di mana saja, dan dalam kondisi apa pun. Seorang hamba yang telah mengenal Tuhan tidak menunggu waktu yang ideal untuk mengingat-Nya. Ia bisa bermuraqabah di pasar, di jalan, di tempat kerja, bahkan di tengah konflik dan kesulitan. Ia tidak menunggu makhluk berhenti mengganggu, karena ia tahu bahwa gangguan itu adalah bagian dari perjalanan. Ia tidak menunggu dunia menjadi tenang, karena ia tahu bahwa ketenangan sejati ada di dalam hati yang terhubung dengan Tuhan.

Menunda muraqabah karena gangguan makhluk berarti menempatkan makhluk lebih besar daripada Tuhan. Padahal, makhluk hanyalah ciptaan, sementara Tuhan adalah sumber segala kekuatan. Ketika seorang hamba menunggu makhluk berhenti mengganggu, ia sedang menunggu sesuatu yang tidak pasti. Dunia tidak akan pernah sepenuhnya tenang. Gangguan akan selalu ada, dalam bentuk suara, pikiran, perasaan, atau peristiwa. Maka, menunggu gangguan selesai adalah ilusi. Yang perlu dilakukan bukan menunggu, tetapi mulai. Mulai bermuraqabah, mulai menyadari, mulai hadir sepenuhnya di hadapan Tuhan.

Allah menempatkan hamba-Nya di tengah gangguan bukan untuk menjauhkan, tetapi untuk mendekatkan. Ia ingin hamba-Nya belajar menemukan-Nya di tempat yang tidak ideal. Ia ingin hamba-Nya belajar bahwa kehadiran-Nya tidak tergantung pada suasana. Ia ingin hamba-Nya memahami bahwa gangguan makhluk bisa menjadi jalan menuju kesadaran yang lebih dalam. Ketika seorang hamba mampu bermuraqabah di tengah gangguan, maka ia telah mencapai tingkat kedekatan yang tinggi. Ia tidak lagi tergantung pada kondisi luar, tetapi sepenuhnya bersandar pada kekuatan batin.

Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan makhluk bisa datang dalam berbagai bentuk. Bisa berupa kritik, tuntutan, kesibukan, konflik, atau bahkan godaan. Semua itu bisa menjadi penghalang jika tidak disikapi dengan bijak. Namun, jika seorang hamba mampu melihat gangguan itu sebagai bagian dari pendidikan ruhani, maka ia akan menjadikannya sebagai ladang muraqabah. Ia akan belajar bersabar, belajar memahami, belajar menerima, dan belajar menyadari kehadiran Tuhan di balik semuanya.

Muraqabah bukanlah pelarian dari dunia, tetapi keterlibatan penuh dengan kesadaran. Ia bukan tentang menjauh dari makhluk, tetapi tentang menemukan Tuhan di tengah makhluk. Ia bukan tentang menunggu waktu yang ideal, tetapi tentang menciptakan ruang batin yang siap kapan saja. Dan ketika seorang hamba mampu bermuraqabah di tengah gangguan, maka ia telah menemukan kebebasan sejati. Ia tidak lagi dikendalikan oleh suasana, tetapi oleh kesadaran. Ia tidak lagi menunggu, tetapi hadir. Ia tidak lagi mencari, tetapi menemukan.

Inilah hikmah yang mendalam dari para arifin. Jangan menunggu hingga selesai semua gangguan makhluk, sebab yang demikian itu akan menghalangimu dari muraqabah. Padahal Dia menempatkanmu di sana. Maka, mulailah sekarang. Di tengah gangguan, di tengah kesibukan, di tengah keramaian. Karena di sanalah Tuhan menunggu untuk ditemukan.

Komentar

Postingan Populer