Istirahatkanlah Dirimu dari Tadbir: Menemukan Kedamaian dalam Penyerahan

Dalam kehidupan yang penuh tuntutan dan ambisi, manusia sering kali merasa harus mengatur segalanya. Dari urusan rezeki, masa depan, relasi, hingga hal-hal kecil yang belum tentu terjadi. Pikiran terus bekerja, hati terus gelisah, dan tubuh pun lelah. Di tengah hiruk-pikuk itu, muncul sebuah hikmah dari Ibnu Athaillah as-Sakandari yang mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenung:

Istirahatkanlah dirimu dari melakukan tadbir. Karena sesuatu yang telah diurus untukmu oleh selain dirimu, tidak perlu engkau turut mengurusnya.

Kalimat ini bukan sekadar nasihat, melainkan pintu menuju kedamaian batin. Ia mengandung ajakan untuk melepaskan beban yang tidak perlu, dan mempercayakan urusan kepada Yang Maha Mengatur.

Makna Tadbir dalam Konteks Spiritual

Tadbir secara harfiah berarti pengaturan atau perencanaan. Dalam konteks duniawi, tadbir sering dikaitkan dengan usaha manusia untuk mengatur hidupnya agar sesuai dengan keinginannya. Namun dalam tasawuf, tadbir memiliki makna yang lebih dalam. Ia merujuk pada kecenderungan jiwa untuk mengambil alih peran Tuhan dalam menentukan hasil.

Ketika seseorang terlalu sibuk mengatur rezeki, jodoh, atau masa depan dengan kecemasan dan ketakutan, ia sedang melakukan tadbir yang melelahkan. Ia lupa bahwa ada Dzat yang telah mengatur semuanya jauh sebelum ia lahir.

Allah Telah Mengurus Segalanya

Salah satu syarah dari hikmah ini menyebutkan bahwa sebelum manusia lahir, Allah telah menetapkan rezekinya, ajalnya, cobaan dan nikmatnya. Bahkan ketika ia masih berupa janin, Allah telah menyediakan makanan dan perlindungan melalui tubuh ibunya. Ketika lahir, Allah menanamkan kasih sayang di hati orang tuanya agar ia dirawat dengan penuh cinta.

Semua itu terjadi tanpa campur tangan manusia. Maka mengapa setelah dewasa, manusia merasa harus mengatur segalanya sendiri dengan susah payah

Allah berfirman dalam Al-Quran bahwa Dia adalah sebaik-baik pengatur. Dia mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya, bahkan ketika hamba itu tidak memahaminya. Maka tugas manusia bukanlah mengambil alih pengaturan, melainkan menjalani peran dengan ikhlas dan tawakal.

Penyerahan Diri Bukan Berarti Pasrah

Mengistirahatkan diri dari tadbir bukan berarti berhenti berusaha. Justru usaha tetap dilakukan sebagai bentuk adab dan tanggung jawab. Namun usaha itu tidak disertai dengan kecemasan berlebihan. Hati tetap tenang, karena tahu bahwa hasilnya bukan di tangan manusia.

Penyerahan diri adalah bentuk tertinggi dari keimanan. Ia lahir dari keyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya. Ia adalah sikap batin yang menerima dengan lapang dada, tanpa kehilangan semangat untuk terus berbuat baik.

Buah dari Mengistirahatkan Tadbir

Ketika seseorang mampu melepaskan tadbir, ia akan merasakan:
- Kedamaian batin yang tidak tergantung pada hasil
- Ketenangan dalam menghadapi ketidakpastian
- Kelegaan karena tidak harus mengontrol segalanya
- Kedekatan dengan Allah karena hati tidak sibuk dengan dunia

Ia akan mulai melihat bahwa hidup bukanlah tentang mengatur, tapi tentang menerima dan menjalani. Ia akan menemukan bahwa banyak hal yang ia khawatirkan ternyata tidak pernah terjadi. Dan yang terjadi, sering kali lebih baik dari yang ia rencanakan.

Praktik Mengurangi Tadbir dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk mengamalkan hikmah ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Menyadari bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan
2. Mengurangi kebiasaan overthinking tentang masa depan
3. Memperbanyak dzikir dan doa sebagai bentuk penyerahan
4. Menulis jurnal syukur atas hal-hal yang terjadi di luar rencana tapi membawa kebaikan
5. Membaca kisah para nabi dan wali yang hidup dengan tawakal

Dengan latihan ini, hati akan terbiasa untuk tidak menggenggam terlalu erat. Ia akan belajar untuk membuka tangan dan menerima apa yang datang sebagai bagian dari kasih sayang Allah.

Kembali kepada Ketenangan

Hikmah ini adalah ajakan untuk kembali kepada ketenangan. Di tengah dunia yang terus mendorong kita untuk mengatur, merancang, dan menguasai, ia mengingatkan bahwa ada keindahan dalam melepaskan. Bahwa ada kekuatan dalam penyerahan. Bahwa ada kedamaian dalam percaya.

Istirahatkanlah dirimu dari tadbir. Karena apa yang telah diurus oleh Allah, tidak perlu engkau turut mengurusnya. Biarkan hati bernafas, biarkan jiwa tenang, dan biarkan hidup berjalan dalam irama yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Pengatur.

Komentar

Postingan Populer